Jumat, 13 Agustus 2010

Masihkah Ujian NAsional ?


Ujian Nasional ya UN merupakan kata yang tidak asing di telinga kita terutama di telinga kaum pelajar, bahkan bagi sebagian orang UN menjadi salah satu momok atau monster yang menyeramkan yang senantiasa menakuti masa depan mereka. Di tiap tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA pasti akan dihadapakan pada masa dimana mereka akan menghadapi UN. Akhir-akhir ini wacana dan pergolakan tentang UN makin merebak salah astu faktor dinilai kurang efektifnya UN adalah karena standarisasi UN yang tidak adil dengan nilai minimum UN yang sama di tiap dareah manapun, mugkin hal ini mudah saja dilakukan untuk sekolah yang memiliki kualitas dan sarana yang memadai, tapi bagaimana dengan sekolah yang berada di pedalaman, sarana nya rusak, atau sedang daerah bencana.

Apalagi ditambah dengan beban psikis yang diterima oleh seorang pelajar menjelang UN. Stres, depresi, takut, bahkan samapai marak berita tentang bunuh diri karena takut tidak lulus UN. Hal ini terutama dirasakan oleh pelajar SMA yang tidak hanya akan menjalankan UN tapi mereka juga harus menghadapi UMB, SIMAK, SNMPTN, dan lain-lain agar bisa diterima di perguruan tinggi negri, karena di terima di perguruan tinggi negri merupakan impian setiap pelajar SMA.

Bayangkan setiap hari kita harus bertemu dengan hapalan, system belajar yang membosankan, mencatat. Inilah yang salah dari system yang ada dan hanya akan membuat kita menjadi robot yang memiliki memori terbatas, jujur saya sendiri lebih menyukai belajar dengan cara yang tidak membosankan, santai tapi tentap focus, karena akan membuat saya tidak terlalu terbebani dengan belajar, dan membuat belajar menjadi sesuatu kegiatan yang mengasikan, bukan sebagai beban.

 Faktanya sejumlah Negara dengan mutu pendidikan tinggi, tidak menerapkan system UN dalam meneruskan peserta didiknya. Nah kalo kenyataannya kaya begitu apa tindakan selanjutnya dari pemerintah. Sekedar masukan buat pemerintah munkin saran ini merupakan harapan dari para pelajar buat meningkatkan mutu pendidikan.

1.       Menciptakan nuansa belajar yang menyenangkan jadi belajar membuat belajar sama mengasikannya dengan bermain, sama mengasikannya dengan browsing dan chating.
2.      Kemudahan untuk mengakses pendidikan jadi mulai dari orang yang hi-tech sampe orang yang gaptek, dari yang di kota sampe yang di pelosok tau info terkini dunia pendidikan dan tau info-info lomba atau beassiswa yang bisa mereka ambil.
3.     Peningkatan Kualitas guru, biar kalo belajar kita bisa tetep have fun dan gak ada lagi anggapan pelajaran kimia, dan matematika itu sulit, guru nya killer, dan membosankan, dan bisa membuat guru jadi orang tempat berbagi buat muridnya.
4.     Peningkatan Alokasi dana, nah ini penting ni pemerintah kan punya program wajib belajar 9 tahun, nah dari situ bisa ditingkatin jadi wajib belajar 12 tahun dengan penambahan alokasi dana pendidikan, dan membuat sekolah jadi kebutuhan primer buat seseorang bukan lagi kebutuhan sekunder, dan membuat sekolah menjadi hal yang bisa dijangkau semua kalangan, gak ada lagu sekolah yang judulnya sekolah bertarif internasional.

Dari tadi udah ngomongin dan kasih saran buat pemerintah nah sekarang gentian buat  kaum pelajar. Buat para pelajar Pokoknya jadi kan pendidikan sebuah kewajiban kalian, dan kebutuhan kalian, jangan maen-maen dan nyepelein belajar karena sama aja kalian menyia-nyiakan uang, tenaga, dan kasih sayang orang tua kalian, dan juga kalo belajar jangan terlalu di bawa pusing dan dijadiin beban, karena kalo begitu kalian malah akan merasa selamanya gak bakal bisa, santai aja enjoy sama apa yang kalian lakukan, tanamkan dalam diri kalian kalo satu detik yang kalian lakukan sekarang akan berdampak buat masa depan kalian kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar