Pendahuluan
Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi makhluk hidup
selain pangan, setiap hari dan setiap saat kita pasti membutuhkan air, dan
siapapun juga termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan membutuhkan air untuk
tumbuh dan bertahan hidup. Jika seseorang kekurangan air dia akan terkena
dehidrasi dan jika hal ini terus dibiarkan maka dapat menyebabkan kematian.
Selain itu air juga digunakan untuk berbagai aktivitas manusia diantaranya
adalah memasak, mencuci, dan membersihkan diri. Karena merupakan substansi yang
penting maka air perlu mendapat perhatian dari seluruh pihak tanpa terkecuali.
Air dapat kita peroleh dari berbagai macam sumber
misalnya dari air tanah, air hujan, air ada di permukaan (danau, sungai,
waduk). Sumber day air kini makin lama makin berkurang dan terancam
keberadaannya akibat dari ulah atau aktivitas manusia. Air hujan yang turun
tidak dapat terserap dengan baik kedalam tanah karena daerah resapan air pada
saat ini sangat langka dan tergerus oleh industrialisasi sehingga air tidak
dapat terserap dengan baik dan menjadi air tanah. Air permukaan seperti air
sungai dan danau sudah tercemar Karena manusia menjadikannya sebagai saluran
pembuangan dan menyebabkan air tercemar, kebanyakan akibat dari limbah rumah
tangga dan limbah industri, pada saat ini dapat dikatakan bahwa air bersih
sulit dicari, air kotor mudah dicari. Air tanah makin berkurang akibat konsumsi
manusia secara terus-menerus dan menggunakan air tanah dalam jumlah besar. Berdasarkan
sumber dari Metrotvnews.com Permukaan tanah di kawasan pesisir Jakarta terus
turun setiap tahun. Penurunan tanah diperkirakan akan terjadi 5 hingga 26
centimeter per tahun. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI
Jakarta mengatakan penggunaan air tanah telah memperburuk kondisi tersebut.
Berdasarkan hasil survai BPLHD dalam sehari ditemukan 17 sumur illegal dan di
Jakarta Utara sendiri kondisi tanah sudah masuk zona merah yang rawan, kritis
dan rusak. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut perlu adanya tindakan
konservasi air yang bertujuan untuk menyelamatkan dan menjaga ketersedian air.
Pentingnya Konservasi Air
Konservasi
air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk
pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi
banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Konservasi
air ini tidak terlepas dari konservasi tanah dan mempunyai hubungan yang sangat
erat. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan
mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh
karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang
berhuibungan erat sekali, berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga
tindakan konservasi air ( Arsyad, 2006). Hal
ini saat mutlak kita lakukan agar sumber air tawar kita dan mengakomodasi
kebutuhan manusia. Berdasarkan teori Dr. Heru Hendrayana yang merupakan dosen di Teknik
Geologi UGM, mengatakan bahwa air substansi paling penting dalam sistem
kehidupan di bumi. Air tawar hanya 4% dari total air yang ada di bumi dan
sisanya adalah air laut. 3% dari air tawar malangnya berupa bongkahan es yang
ada di kutub, sehingga kelak air akan menjadi barang ekonomis dan strategis.
Terlebih menurut Dr.Heru Hendrayana dampak pemanfaatan air tanah yang tidak
terkendali antara lain adalah penurunan volume air tanah yang diikuti oleh
turunnya permukaan tanah.
Akibatnya sudah terjadi
di beberapa kota seperti banjir yang ada di kota Semarang dan di tol bandara
Jakarta beberapa waktu lalu. Masuknya air laut dan bercampur dengan air tanah
juga merupakan indikasi dari dampak rusaknya sistem air tanah. Pengkonsumsi air
tanah terbesar bukan industri, tapi malah di pemukiman. Berarti, belum banyak
peraturan dan rumah tangga yang sudah benar-benar menerapkan konservasi air
dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang menandakan bahwa belum ada peraturan
yang mengatur tentang eksploitasi air dan belum ada kesadaran masyrakat tentang
penggunaan air secara hemat dan efisien.
Jika kita tidak
melakukan apa-apa terhadap sumber air bersih maka 25 tahun lagi kita bakal
kesulitan mendapatkan air bersih. Oleh karena itu diperlukan peran serta
kontribusi masyrakat luas dan terutama bagi sarjana teknik pertanian dalam
rangka konservasi air tersebut.
Air adalah kebutuhan semua makhluk hidup
dan merupakan kebutuhan utama yang menunjang kehidupan dan sumber kehidupan.
Bisa dibayangkan jika air sudah tidak ada lagi atau menjadi barang mahal bagi
masyarakat. Hal tersebut akan menjadikan Indonesia menjadi Negara yang
kekeringan, pembangunan lingkungan terkalahkan oleh pembangunan infrastruktur
dan pembangunan ekonomi. Bisa jadi suatu saat Negara ini akan menjadi Negara
pengimpor air seperti kita mengimpor kebuuthan pangan kita. Suatu hal aneh yang
mencambuk kita untuk senantiasa peduli terhadap air. Jika pangan dan air kita
sudah mengimpor berarti kita menjadi Negara yang hidup matinya ada di tangan
Negara lain.
Peran
Pemerintah dan Swasta dalam Konservasi Sumber Daya Air
Konservasi air bukan hanya tugas pemerintah saja
tapi semua kalangan perlu juga melakukannya. Perusahaan swasta juga harus
berperan serta menjaga dan memelihara sumber daya air.
Selain itu, masyarakat umum juga mesti turut ikut melestarikan lingkungan.
Sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat yang akan membuat konservasi
air akan lebih mudah dilakukan dan berhasil mencapai tujuan.
Peran
pemerintah sebagai regulator harus membuat peraturan yang mendukung konservasi,
misalnya ruang terbuka
hijau di
perkotaan dan perizinan pembukaan lahan hutan yang dibatasi, pemetaan lahan
yang berimbang antara sektor pertanian, kehutanan, perkebunan, dan peternakan
sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Hal ini sangat penting karena sering adanya
perebutan pemanfaatan lahan pada sektor agro ini. Penegakan hukum terhadap
pelaku pencemaran lingkungan pun perlu mendapat perhatian. Kurikulum pendidikan
sejak sekolah dasar harus berwawasan lingkungan. Para pelajar diberikan
pengetahuan dan pelatihan tentang pelestarian lingkungan. Pemerintah dalam
mengambil suatu kebijakan harus bersifat pro lingkungan, demi untuk mencapai
tujuan konservasi sumber daya air.
Perusahaan
swasta juga bisa ikut melaksanakan program
konservasi di
lingkungan sekitar perusahaan. Menjaga lingkungan agar tetap asri dan hijau
dengan menanam pohon dan tidak membuang limbah sembarangan. Pihak swasta juga
bisa berkontribusi dalam kampanye pelestarian lingkungan melalui iklan di media
cetak, radio, televisi maupun on line. Mereka disarankan membuat produk yang
bisa di daur ulang.
Peran
Sarjana Teknik Pertanian dalam Konservasi Sumber Daya Air
Dalam
rangka konservasi sumber daya air ini diperlukan kontribusi dari sarjana teknik
pertanian karena sarjana teknik pertanian memiliki kompetensi di bidang teknik
sumber daya lingkungan terutama dalam hal penanganan tanah dan air dan itu
sudah menjadi bidang kajian mereka. Menurut jurusan teknik pertanian
Universitas Lampung sarjana teknik pertanian memiliki kompetensi dalam bidang
Rekayasa Sumberdaya Air dan Lahan (RSDAL) : menguasai persoalan sumberdaya air
dan lahan dalam bidang pertanian, mengembangkan model-model pertanian
alternatif (pertanian lahan kering), merencanakan dan mengelola sumberdaya alam
air dan lahan sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan, disamping
kompetensi-kompetensi lain terutama dalam hal rekayasa dalam bidang pertanian.
Selain itu teknik konservasi air dan tanah juga merupakan salah satu dari
konsentrasi studi jurusan teknik pertanian salah satunya pada di jurusan teknik
pertanaian Universitas Gadjah Mada dan juga menjadi salah satu mata kuliah
disana. Dapat dikatakan bahwa seorang sarjana teknik pertanian merupakan
seorang ahli dalam bidang konservasi tanah dan air.
Aplikasi
dari konservasi sumber daya air yang dapat diterapkan terutama oleh sarjana
teknik pertanian adalah membuat sebuah bak
penampung air yang fungsinya sebagai wadah pengendapan air. Setelah di diamkan
beberapa lama, air yang terletak di permukaan dapat di manfaatkan sebagai air
untuk mandi dan mencuci. Walaupun air ini belum layak sebagai bahan konsumsi,
namun metode ini sangat membantu untuk menghemat air dalam masyarakat.
Suatu metode lain yang sangat
membantu ketersediaan air adalah dengan cara menampung air hujan. Banyak
masyarakat di lingkungan penulis yang menampung air saat hujan datang. Mereka
menyediakan bak-bak air di pekarangan rumahnya dan saat bak penampungan mulai
penuh masyarakat mendiamkannya sebentar hingga asam dalam air ternetralisir.
Masyarakat biasanya memanfaatkan air ini sebagai air cuci untuk keperluan
sehari-hari. Metode ini sangat bermanfaat dan dapat menghemat pengeluaran air
PAM dan air tanah. Cara lain adalah
membuat SARASS (Sarana Resapan Air Sangat
Sederhana) hasil penelitian dari puslitbang sumber daya air
kementrian pekerjaan umum dengan menggunakan zeolit sebagai bahan untuk
mereduksi zat pencemar dari air selokan atau air hujan.
Seorang
sarjana teknik pertanian juga dapat menjadi agen atau perpanjangan tangan dari
pemerintah dalam konservasi sumber daya air, misalnya pemerintah dan beberapa
ahli terutama sarjana teknik pertanian membuat waduk bagi sarana respanan air
atau memberikan bantuan alat untuk penampung air hujan yang alatnya dibuat oleh
teman-teman dari teknik pertanian dan pemerintah sebagai pihak yang nantinya
memberikan alat tersebut bagi masyarakat yang punya problem pada masalah itu.
Seperti telah diungkapkan sebelumnya masalah yang paling nyata saat ini adalah
tidak adanya suatu daerah atau suatu wadah yang dapat dijadikan sarana resapan
air hujan, sehingga air daerah atau
suatu wadah yang dapat dijadikan sarana resapan air hujan, sehingga air yang
diperoleh dari hujan yang turun tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh
masyarkaat yang diperoleh dari hujan yang turun tidak dapat dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarkat dan bisa dikatakan pemanfaatan air hujan hanya
berlangsung sementara dan menyebabkan sulitnya memperoleh air tanah. Padahal
air hujan tersebut dapat dimanfaatkan karena kita ketahui hujan yang turun
tersebut memiliki energi dalam bentuk energi potensial dan itu bisa
dimanfaatkan. Sampai sejauh ini pemanfaatan energi air hanya diterapkan dalam
bentuk PLTA.
Menurut
Drs. Robertus Haryoto dan Heru Dwi B.Eng (1999) cara penanggulangan konservasi
sumber daya air adalah menerapkan sumur resapan. Sumur resapan ini dapat
mempertahankan kuantitas air dalam arti menambah jumlah infiltrasi air ke dalam
tanah, menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah, dan mencegah terjadinya
penurunan tanah. Sehingga fluktuasi muka air tanah pada saat musim penghujan
dan kemarau tidak terlalu tajam. Cara penerapannya yaitu air hujan yang semula
jatuh keatas permukaan genteng atau atap tidak langsung mengalir ke selokan
atau halaman rumah tapi ditampung ke dalam sumur resapan tersebut. Ini adalah
suatu cara yang sederhana yang dapat di terapkan oleh seorang sarjana teknik
pertanian untuk mengadakan konservasi sumber daya air.
Selain
memberikan solusi secara aplikatif dengan penggunaan-penggunaan alat, seorang
sarjana teknik pertanian juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang pentingnya konservasi air, pelatihan penggunaan air secara efektif dan
efisien, serta cara-cara sederhana yang bisa langsung diterapkan masyarakat
untuk melakukan konservasi air tanpa memerlukan alat-alat khusus. Sesekali mereka
juga bisa melakukan aksi damai atau demonstrasi yang isinya mengajak segenap
masyarakat dan lebih peduli dalam penggunaan air.
Pada
intinya dalam mewujudkan konservasi sumber daya air diperlukan kontribusi dari
semua pihak baik masyarakat, swasta, dan pemerintah agar dalam prosesnya saling
sinergi dan tidak saling menyalahkan. Hal dianggap penting karena air merupakan
kebutuhan utama makhluk hidup yang bersifat darurat dan penting. Jika seluruh
sumber air di bumi ini semuanya tercemar, dari mana kita dapat memperoleh air
yang layak untuk dikonsumsi.
Penutup
Konservasi sumber daya air merupakan suatu hal yang penting
yang pada intnya adalah
penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan
mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup
air pada waktu musim kemarau. Termasuk dalam hal ini adalah melestarikan
keberadaan pohon-pohon atau lahan terbuka hijau karena sifat akar-akar dari
pohon yang menyerap dan mengikat air yang ada dipermukaan tanah terserap
kedalam tanah dan menjadi air tanah.
Tugas dalam melakukan
konservasi ini meruapakan tugas dari semua pihak mulai dari masyarakat, swasta,
dan pemerintah. Masyarakat harus menggunakan air secara bijak, tidak membuang
sampah kesungai, serta menjaga ketersediaan air yang layak untuk dikonsumsi.
Pihak swasta misalnya perusahaan-perusahaan tidak boleh lagi membuang limbah
industrinya ke sungai atau membangun area pabrik pada daerah yang seharusnya
dapat dijadikan daerah resapan air. Pemerintah harus dapat mengedukasi dan
melindungi sumber daya air dengan landasan hukum serta mengambil kebijakan yang
berlandaskan pada lingkungan hidup sebagai prioritasnya.
Tugas utama dalam
melakukan konservasi sumber daya air ini adalah tugas utama bagi sarjana teknik
pertanian yang merupakan ahli dalam bidang ini. Banyak hal yang dapat dilakukan
yang sudah dibahas sebelumnya antara lain penggunaan alat penampung, air hujan,
penggunaan SARASS (Sarana Resapan Air Sangat
Sederhana), pembuatan lubang biopori, dan pembuatan sumur resapan.
Solusi-solusi tersebut merupakan sedikit dari banyak alternatif yang digunakan
untuk konservasi sumberdaya air dan solusi tersebut paling dapat dimengerti
oleh seorang sarjana teknik pertanian.
Air adalah suatu hal yang penting yang harus
kita lindungi untuk meneruskan kehidupan di bumi ini karena air adalah
substansi penting penunjang hidup-matinya manusia. BBM boleh saja harga naik
tapi jangan sampai air yang kita butuhkan harganya juga naik yang suatu saat
bisa saja menjadi alat politik bagi elite politik negeri kita seperti halnya
BBM dan suatu saat bisa jadi barang langka.
Referensi
Anonim. 2010. Profil Sarjana Teknik Pertanian. Ae.Unila.ac.id
Anonim. 2011. Pentingnya Konservasi Air. Obrolanlangsat.com
Anonim. 2012. Permukaan Tanah di
Jakarta Turun Setiap Tahunnya. Metrotvnews.com
Arsyad, Sitanala .2006. Konservasi Tanah dan Air.
Bogor: IPB Press.
Haryoto, Robertus., Heru Dwi. 1999. Teknologi Konservasi Tanah Dengan Sumur Resapan. BPPT Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar