Senin, 30 April 2012

Pentingnya Air dan Konservasinya




Pendahuluan
Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi makhluk hidup selain pangan, setiap hari dan setiap saat kita pasti membutuhkan air, dan siapapun juga termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan membutuhkan air untuk tumbuh dan bertahan hidup. Jika seseorang kekurangan air dia akan terkena dehidrasi dan jika hal ini terus dibiarkan maka dapat menyebabkan kematian. Selain itu air juga digunakan untuk berbagai aktivitas manusia diantaranya adalah memasak, mencuci, dan membersihkan diri. Karena merupakan substansi yang penting maka air perlu mendapat perhatian dari seluruh pihak tanpa terkecuali.

Air dapat kita peroleh dari berbagai macam sumber misalnya dari air tanah, air hujan, air ada di permukaan (danau, sungai, waduk). Sumber day air kini makin lama makin berkurang dan terancam keberadaannya akibat dari ulah atau aktivitas manusia. Air hujan yang turun tidak dapat terserap dengan baik kedalam tanah karena daerah resapan air pada saat ini sangat langka dan tergerus oleh industrialisasi sehingga air tidak dapat terserap dengan baik dan menjadi air tanah. Air permukaan seperti air sungai dan danau sudah tercemar Karena manusia menjadikannya sebagai saluran pembuangan dan menyebabkan air tercemar, kebanyakan akibat dari limbah rumah tangga dan limbah industri, pada saat ini dapat dikatakan bahwa air bersih sulit dicari, air kotor mudah dicari. Air tanah makin berkurang akibat konsumsi manusia secara terus-menerus dan menggunakan air tanah dalam jumlah besar. Berdasarkan sumber dari Metrotvnews.com Permukaan tanah di kawasan pesisir Jakarta terus turun setiap tahun. Penurunan tanah diperkirakan akan terjadi 5 hingga 26 centimeter per tahun. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta mengatakan penggunaan air tanah telah memperburuk kondisi tersebut. Berdasarkan hasil survai BPLHD dalam sehari ditemukan 17 sumur illegal dan di Jakarta Utara sendiri kondisi tanah sudah masuk zona merah yang rawan, kritis dan rusak. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut perlu adanya tindakan konservasi air yang bertujuan untuk menyelamatkan dan menjaga ketersedian air.


Pentingnya Konservasi Air
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Konservasi air ini tidak terlepas dari konservasi tanah dan mempunyai hubungan yang sangat erat. Setiap perlakuan yang diberikan pada  sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhuibungan erat sekali, berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga tindakan konservasi air ( Arsyad, 2006). Hal ini saat mutlak kita lakukan agar sumber air tawar kita dan mengakomodasi kebutuhan manusia. Berdasarkan teori Dr. Heru Hendrayana  yang merupakan dosen di Teknik Geologi UGM, mengatakan bahwa air substansi paling penting dalam sistem kehidupan di bumi. Air tawar hanya 4% dari total air yang ada di bumi dan sisanya adalah air laut. 3% dari air tawar malangnya berupa bongkahan es yang ada di kutub, sehingga kelak air akan menjadi barang ekonomis dan strategis. Terlebih menurut Dr.Heru Hendrayana dampak pemanfaatan air tanah yang tidak terkendali antara lain adalah penurunan volume air tanah yang diikuti oleh turunnya permukaan tanah. Akibatnya sudah terjadi di beberapa kota seperti banjir yang ada di kota Semarang dan di tol bandara Jakarta beberapa waktu lalu. Masuknya air laut dan bercampur dengan air tanah juga merupakan indikasi dari dampak rusaknya sistem air tanah. Pengkonsumsi air tanah terbesar bukan industri, tapi malah di pemukiman. Berarti, belum banyak peraturan dan rumah tangga yang sudah benar-benar menerapkan konservasi air dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang menandakan bahwa belum ada peraturan yang mengatur tentang eksploitasi air dan belum ada kesadaran masyrakat tentang penggunaan air secara hemat dan efisien. Jika kita tidak melakukan apa-apa terhadap sumber air bersih maka 25 tahun lagi kita bakal kesulitan mendapatkan air bersih. Oleh karena itu diperlukan peran serta kontribusi masyrakat luas dan terutama bagi sarjana teknik pertanian dalam rangka konservasi air tersebut.

Air adalah kebutuhan semua makhluk hidup dan merupakan kebutuhan utama yang menunjang kehidupan dan sumber kehidupan. Bisa dibayangkan jika air sudah tidak ada lagi atau menjadi barang mahal bagi masyarakat. Hal tersebut akan menjadikan Indonesia menjadi Negara yang kekeringan, pembangunan lingkungan terkalahkan oleh pembangunan infrastruktur dan pembangunan ekonomi. Bisa jadi suatu saat Negara ini akan menjadi Negara pengimpor air seperti kita mengimpor kebuuthan pangan kita. Suatu hal aneh yang mencambuk kita untuk senantiasa peduli terhadap air. Jika pangan dan air kita sudah mengimpor berarti kita menjadi Negara yang hidup matinya ada di tangan Negara lain.

Peran Pemerintah dan Swasta dalam Konservasi Sumber Daya Air
Konservasi air bukan hanya tugas pemerintah saja tapi semua kalangan perlu juga melakukannya. Perusahaan swasta juga harus berperan serta menjaga dan memelihara sumber daya air. Selain itu, masyarakat umum juga mesti turut ikut melestarikan lingkungan. Sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat yang akan membuat konservasi air akan lebih mudah dilakukan dan berhasil mencapai tujuan.

Peran pemerintah sebagai regulator harus membuat peraturan yang mendukung konservasi, misalnya ruang terbuka hijau di perkotaan dan perizinan pembukaan lahan hutan yang dibatasi, pemetaan lahan yang berimbang antara sektor pertanian, kehutanan, perkebunan, dan peternakan sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Hal ini sangat penting karena sering adanya perebutan pemanfaatan lahan pada sektor agro ini. Penegakan hukum terhadap pelaku pencemaran lingkungan pun perlu mendapat perhatian. Kurikulum pendidikan sejak sekolah dasar harus berwawasan lingkungan. Para pelajar diberikan pengetahuan dan pelatihan tentang pelestarian lingkungan. Pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan harus bersifat pro lingkungan, demi untuk mencapai tujuan konservasi sumber daya air.

Perusahaan swasta juga bisa ikut melaksanakan program konservasi di lingkungan sekitar perusahaan. Menjaga lingkungan agar tetap asri dan hijau dengan menanam pohon dan tidak membuang limbah sembarangan. Pihak swasta juga bisa berkontribusi dalam kampanye pelestarian lingkungan melalui iklan di media cetak, radio, televisi maupun on line. Mereka disarankan membuat produk yang bisa di daur ulang.

Peran Sarjana Teknik Pertanian dalam Konservasi Sumber Daya Air
Dalam rangka konservasi sumber daya air ini diperlukan kontribusi dari sarjana teknik pertanian karena sarjana teknik pertanian memiliki kompetensi di bidang teknik sumber daya lingkungan terutama dalam hal penanganan tanah dan air dan itu sudah menjadi bidang kajian mereka. Menurut jurusan teknik pertanian Universitas Lampung sarjana teknik pertanian memiliki kompetensi dalam bidang Rekayasa Sumberdaya Air dan Lahan (RSDAL) : menguasai persoalan sumberdaya air dan lahan dalam bidang pertanian, mengembangkan model-model pertanian alternatif (pertanian lahan kering), merencanakan dan mengelola sumberdaya alam air dan lahan sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan, disamping kompetensi-kompetensi lain terutama dalam hal rekayasa dalam bidang pertanian. Selain itu teknik konservasi air dan tanah juga merupakan salah satu dari konsentrasi studi jurusan teknik pertanian salah satunya pada di jurusan teknik pertanaian Universitas Gadjah Mada dan juga menjadi salah satu mata kuliah disana. Dapat dikatakan bahwa seorang sarjana teknik pertanian merupakan seorang ahli dalam bidang konservasi tanah dan air.

Aplikasi dari konservasi sumber daya air yang dapat diterapkan terutama oleh sarjana teknik pertanian adalah membuat sebuah bak penampung air yang fungsinya sebagai wadah pengendapan air. Setelah di diamkan beberapa lama, air yang terletak di permukaan dapat di manfaatkan sebagai air untuk mandi dan mencuci. Walaupun air ini belum layak sebagai bahan konsumsi, namun metode ini sangat membantu untuk menghemat air dalam masyarakat.

Suatu metode lain yang sangat membantu ketersediaan air adalah dengan cara menampung air hujan. Banyak masyarakat di lingkungan penulis yang menampung air saat hujan datang. Mereka menyediakan bak-bak air di pekarangan rumahnya dan saat bak penampungan mulai penuh masyarakat mendiamkannya sebentar hingga asam dalam air ternetralisir. Masyarakat biasanya memanfaatkan air ini sebagai air cuci untuk keperluan sehari-hari. Metode ini sangat bermanfaat dan dapat menghemat pengeluaran air PAM dan air tanah. Cara lain adalah membuat SARASS (Sarana Resapan Air Sangat Sederhana) hasil penelitian dari puslitbang sumber daya air kementrian pekerjaan umum dengan menggunakan zeolit sebagai bahan untuk mereduksi zat pencemar dari air selokan atau air hujan.

Seorang sarjana teknik pertanian juga dapat menjadi agen atau perpanjangan tangan dari pemerintah dalam konservasi sumber daya air, misalnya pemerintah dan beberapa ahli terutama sarjana teknik pertanian membuat waduk bagi sarana respanan air atau memberikan bantuan alat untuk penampung air hujan yang alatnya dibuat oleh teman-teman dari teknik pertanian dan pemerintah sebagai pihak yang nantinya memberikan alat tersebut bagi masyarakat yang punya problem pada masalah itu. Seperti telah diungkapkan sebelumnya masalah yang paling nyata saat ini adalah tidak adanya suatu daerah atau suatu wadah yang dapat dijadikan sarana resapan air hujan, sehingga air  daerah atau suatu wadah yang dapat dijadikan sarana resapan air hujan, sehingga air yang diperoleh dari hujan yang turun tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarkaat yang diperoleh dari hujan yang turun tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarkat dan bisa dikatakan pemanfaatan air hujan hanya berlangsung sementara dan menyebabkan sulitnya memperoleh air tanah. Padahal air hujan tersebut dapat dimanfaatkan karena kita ketahui hujan yang turun tersebut memiliki energi dalam bentuk energi potensial dan itu bisa dimanfaatkan. Sampai sejauh ini pemanfaatan energi air hanya diterapkan dalam bentuk PLTA.

Menurut Drs. Robertus Haryoto dan Heru Dwi B.Eng (1999) cara penanggulangan konservasi sumber daya air adalah menerapkan sumur resapan. Sumur resapan ini dapat mempertahankan kuantitas air dalam arti menambah jumlah infiltrasi air ke dalam tanah, menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah, dan mencegah terjadinya penurunan tanah. Sehingga fluktuasi muka air tanah pada saat musim penghujan dan kemarau tidak terlalu tajam. Cara penerapannya yaitu air hujan yang semula jatuh keatas permukaan genteng atau atap tidak langsung mengalir ke selokan atau halaman rumah tapi ditampung ke dalam sumur resapan tersebut. Ini adalah suatu cara yang sederhana yang dapat di terapkan oleh seorang sarjana teknik pertanian untuk mengadakan konservasi sumber daya air.

Selain memberikan solusi secara aplikatif dengan penggunaan-penggunaan alat, seorang sarjana teknik pertanian juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya konservasi air, pelatihan penggunaan air secara efektif dan efisien, serta cara-cara sederhana yang bisa langsung diterapkan masyarakat untuk melakukan konservasi air tanpa memerlukan alat-alat khusus. Sesekali mereka juga bisa melakukan aksi damai atau demonstrasi yang isinya mengajak segenap masyarakat dan lebih peduli dalam penggunaan air.

Pada intinya dalam mewujudkan konservasi sumber daya air diperlukan kontribusi dari semua pihak baik masyarakat, swasta, dan pemerintah agar dalam prosesnya saling sinergi dan tidak saling menyalahkan. Hal dianggap penting karena air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup yang bersifat darurat dan penting. Jika seluruh sumber air di bumi ini semuanya tercemar, dari mana kita dapat memperoleh air yang layak untuk dikonsumsi.

Penutup
Konservasi sumber daya air merupakan suatu hal yang penting yang pada intnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Termasuk dalam hal ini adalah melestarikan keberadaan pohon-pohon atau lahan terbuka hijau karena sifat akar-akar dari pohon yang menyerap dan mengikat air yang ada dipermukaan tanah terserap kedalam tanah dan menjadi air tanah.

Tugas dalam melakukan konservasi ini meruapakan tugas dari semua pihak mulai dari masyarakat, swasta, dan pemerintah. Masyarakat harus menggunakan air secara bijak, tidak membuang sampah kesungai, serta menjaga ketersediaan air yang layak untuk dikonsumsi. Pihak swasta misalnya perusahaan-perusahaan tidak boleh lagi membuang limbah industrinya ke sungai atau membangun area pabrik pada daerah yang seharusnya dapat dijadikan daerah resapan air. Pemerintah harus dapat mengedukasi dan melindungi sumber daya air dengan landasan hukum serta mengambil kebijakan yang berlandaskan pada lingkungan hidup sebagai prioritasnya.

Tugas utama dalam melakukan konservasi sumber daya air ini adalah tugas utama bagi sarjana teknik pertanian yang merupakan ahli dalam bidang ini. Banyak hal yang dapat dilakukan yang sudah dibahas sebelumnya antara lain penggunaan alat penampung, air hujan, penggunaan SARASS (Sarana Resapan Air Sangat Sederhana), pembuatan lubang biopori, dan pembuatan sumur resapan. Solusi-solusi tersebut merupakan sedikit dari banyak alternatif yang digunakan untuk konservasi sumberdaya air dan solusi tersebut paling dapat dimengerti oleh seorang sarjana teknik pertanian.

Air adalah suatu hal yang penting yang harus kita lindungi untuk meneruskan kehidupan di bumi ini karena air adalah substansi penting penunjang hidup-matinya manusia. BBM boleh saja harga naik tapi jangan sampai air yang kita butuhkan harganya juga naik yang suatu saat bisa saja menjadi alat politik bagi elite politik negeri kita seperti halnya BBM dan suatu saat bisa jadi barang langka.

Referensi
Anonim. 2010. Profil Sarjana Teknik Pertanian. Ae.Unila.ac.id

Anonim. 2011. Pentingnya Konservasi Air. Obrolanlangsat.com

Anonim. 2012. Permukaan Tanah di Jakarta Turun Setiap Tahunnya. Metrotvnews.com

Arsyad, Sitanala .2006. Konservasi Tanah dan Air.  Bogor: IPB Press.

Haryoto, Robertus., Heru Dwi. 1999. Teknologi Konservasi Tanah Dengan Sumur Resapan. BPPT Jakarta






Tidak ada komentar:

Posting Komentar