Senin, 02 April 2012

Perang Badar


Oleh : Hafiz Fajrin Aditama / Teknik Pertanian dan Biosistem UGM

Perang Badar merupakan awal perhelatan senjata dalam kapasitas besar yang dilakukan antara pembela Islam dan musuh Islam. Saking hebatnya peristiwa ini, Allah namakan hari teradinya peristiwa tersebut dengan Yaum Al Furqan (hari pembeda) karena pada waktu itu, Allah, Dzat yang menurunkan syariat Islam, hendak membedakan antara yang haq dengan yang batil. Di saat itulah Allah mengangkat derajat kebenaran dengan jumlah kekuatan yang terbatas dan merendahkan kebatilan meskipun jumlah kekuatannya 3 kali lipat. Allah menurunkan pertolongan yang besar bagi kaum muslimin dan memenangkan mereka di atas musuh-musuh Islam.
Perang Badar ini menunjukan bahwa Allah memiliki kuasa atas apapun yang dikehendaki, awalnya Rasulullah SAW berserta para sahabat berencana untuk menghadang kafilah dagang kaum Quraisy yang hendak kembali ke Mekah dan melewati Madinah namun Allah berkehendak lain yang dihadapi oleh kaum muslimin bukanlah kafilah dagang melainkan sebuah pasukan yang siap tempur untuk menghadapi kaum muslimin. Kenyataan ini memberikan pelajaran penting dalam masalah aqidah bahwa tidak semua yang dikehendaki orang shaleh selalu dikabulkan oleh Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang mampu mengendalikan keinginan Allah. Sehebat apapun keshalehan seseorang, setinggi apapun tingkat kiyai seseorang sama sekali tidak mampu mengubah apa yang Allah kehendaki.
Peristiwa Perang Badar ini menunjukan keteguhan hati kaum muslimin pada zaman tersebut, mereka berani untuk maju berperang meskipun sudah tahu bahwa mereka kalah jumlah dengan pasukan quraisy. Mereka menunjukan keberanian hati untuk berjuang dijalan Allah dan berharap dapat mati syahid dibandingkan dengan harus berada di dunia yang fana, mereka menunjukan sikap zuhud dunia (benci) kepada dunia dan menyerahkan segala jiwa dan raga mereka untuk menegakan ajaran Allah SWT.
Pada hari menjelang perang badar Allah memberikan rasa kantuk kepada segenap para kaum muslimin agar mereka dapat tenang dan siap dalam berperang dan Rasulullah senantiasa berdoa kepada Allah untuk kemenagan kaum muslim. Sementara dipihak lain, Allah SWT memberikan rasa khawatir dan kecemasan kepada kaum quraisy namun kaum quraisy malah berpesta dan menyombongkan diri mereka. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu di bawah pengaturan Allah, karena ditutupi dengan kesombongan mereka. Mereka tidak sadar bahwa Allah kuasa membalik keadaan mereka. Itulah gambaran pasukan setan, sangat jauh dari kerendahan hati dan tawakal kepada Yang Kuasa. Allah senantiasa menaungi segenap makhluknya yang bertawakal di jalan-Nya, Allah akan menjamin kebahagian bagi orang-orang tersebut. Sesungguhnya agama islam ini milik Allah dan kita sebagai makhluknya beribadah sesuai dengan petunjuk-Nya.
Sungguh sangat disayangkan, banyak di antara kaum muslimin di masa kita melalaikan kejadian bersejarah ini. Padahal, dengan membaca peristiwa ini, kita dapat mengingat sejarah para shahabat yang mati-matian memperjuangkan Islam, yang dengan itu, kita bisa merasakan indahnya agama ini. Peristiwa perang badar ini juga dapat dijadikan rujukan kita sudah sejauh mana ibadah yang telah kita lakukan, apakah keberanian dan tekad kita dalam membela islam sudah seperti kaum muslimin pada zaman Rasulullah SAW atau belum. Apakah kita akan menjadi orang yang hubud dunia atau orang yang zuhud dunia? Mari kita saling merefleksikan diri dan senantiasa berintrospeksi.
Sebuah footnote tentang Perang Badar dari perkataan Al Miqdad radhiyallahu ‘anhu ini merupakan cuplikan dari firman Allah surat Al Maidah: 24.
Mereka…
Mereka menang bukan karena kekuatan senjata
Mereka menang bukan karena kekuatan jumlah personilnya
Mereka MENANG karena berperang dalam rangka menegakkan kalimat Allah dan membela agamaNya…
Allahu Al Musta’an


Tidak ada komentar:

Posting Komentar