Kata manajemen berasal dari bahasa prancis kuno menagemen yang berarti seni
melaksanakan dan mengatur. Seperti yang kita ketahui ilmu manajemen berkembang
dan terus dipelajari hingga saat ini . Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan
ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pengaturan. Manajemen termasuk dalam ilmu sosial
atau noneksakta yaitu ilmu yang berkaitan dengan IImu yang mempelajari seluruh
gejala rnanusia dan eksistensinya dalam hubungannya pada setiap aspek kehidupan
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Dalam
tulisan ini dimuat tentang proses perkembangan (evolusi) ilmu manajemen dari zaman
peradabaan kuno, era pemikiran awal manajemen, era manajemen sains, era
manajemen manusia sosial, dan era manajemen modern.
Zaman Peradaban Kuno
Diperkirakan bahwa ilmu
manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan
adanya piramida di Mesir. Piramida
tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza
tak akan berhasil dibangun jika tidak ada sebuah pengaturan yang baik,
perencanaan yang matang, pengorganisiran manusia dengan baik, pemilihan bahan
baku, dan lain lain tanpa sebuah ilmu pengaturan (manajemen) yang mampu
mengendalikan pembangunan piramida yang bahkan sampai sekarang masih berdiri
tegak. Pembangunan piramida ini juga
tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan,
mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya
seperti tugas seorang manajer.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat
disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian
dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan
bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern
saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan
sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar
ditambahkan ke kapal tersebut jadi model atau system perakitannya dilakukan
secara bertahap sepanjang aliran kanal. Selain lini perakitan tersebut, orang
Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya,
manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem
akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Era Pemikiran Awal Manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting
dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776,
ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin
ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division
of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan
berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith
mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan
khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam
sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap
bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh
peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas dengan cara:
1. meningkatnya keterampilan dan
kecekatan tiap-tiap pekerja,
2. menghemat waktu yang terbuang
dalam pergantian tugas, dan
3. menciptakan mesin dan penemuan
lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi
perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada
pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut
pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan
teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya
persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan
sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh
para ahli. Pada era ini lebih dikenal
dengan pendekatan proses dan produksi karena pada era ini adalah era industry.
Era
Manajemen Sains
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan
ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry
Towne, Frederick
Winslow Taylor, Frederick
A. Halsey, dan Harrington
Emerson. Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut
scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya
yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911.
Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah
"penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan." Dalam hal ini dilakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya
ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan
produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor
membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal
dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan
produktivitas, mutu,
pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor
memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor
memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1. Pengembangan manajemen ilmiah
secara benar.
2. Pekerjaan diseleksi secara
ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang
cocok untuk satu pekerjaan.
cocok untuk satu pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan
pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara
manajemen dengan pekerja.
Henry Gantt yang
pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa
seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada karyawannya untuk
bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah
grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt
chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh
oleh pasangan suami-istri Frank
dan Lillian Gilbreth.
Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat
setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan
untuk melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori
administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan
bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20,
seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi
utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka
kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950,
dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan
dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber
menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk
organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan
dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang
impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang
ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi
tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang
bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut
menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick
Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi
dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal
dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946,
Peter F. Drucker—sering disebut sebagai
Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen
terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku
ini muncul atas ide Alfred
Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian
tentang organisasi.
Era manusia sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya
mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir
era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai
tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian
studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen
Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an
hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero,
Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam
tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja,
periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output
pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa
aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar
kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet.
Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu
politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative
Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang
mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi
atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas
seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan
mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata
lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok
daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang
diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961)
menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan
sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa
sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi,
Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien".
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan
pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat
terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana
kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara
pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan
harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan
otoritas" didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika
bawahan menerima otoritas itu.
Era
moderen
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen
kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20
yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di
antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol
Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan
dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia
menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah
reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, dengan cara :
1. biaya akan berkurang karena
berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan
pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material,
2. produktivitas meningkat,
3. market share meningkat karena
peningkatan kualitas dan harga,
4. profitabilitas perusahaan
peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis,
5. jumlah pekerjaan meningkat.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia
menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang
sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari teorinya, ia
mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan
peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang
mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis,
kemudian dibuat solusi, dan diimplementasikan.
Itulah sejarah perkembangan manajemen mulai dari
awal kemunculannya sampai kepada manajemen yang kita pelajari sekarang ini.
Pada intinya manajemen ada sikap atau tindakan kita dalam mengatur suatu hal
agar persoalan atau hal tersebut dapat kita kendalikan dan kita kuasai baik itu
dalam hal waktu, proses, atau hal lainnya. Manajemen yang paling penting bagi
manusia adalah manajemen diri sendiri tanpa kita dapat memanajemen diri sendiri
kita tidak dapat memanajemen hal lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar