Pada ajang Moto GP seri terakhir di Sirkuit Sepang, Malaysia tanggal 23 Oktober 2011 terjadi insiden yang mengejutkan dan memprihatinkan seluruh pihak terutama para pecinta Moto GP. Pembalap dari tim Honda Gressini Marco Simoncelli tewas akibat kecelakaan di lintasan balap. Kecelakaan ini terjadi pada putaran kedua balapan, pada saat melewati tikungan ban motor Simoncelli selip sehingga Simoncelli tidak dapat mengendalikan motornya dan ia terjatuh ke arah jalur balap Collin Edward dan Valentinno Rossi, lalu tubuhnya tersambar oleh motor kedua pembalap tersebut. Collin Edward dan Valentino Rossi yang berada di belakang Simoncelli pun terkejut dan tanpa sengaja motor Collin Edward melindas badan Simoncelli, sedangkan motor Rossi melindas kepala Simoncelli hingga helm yang dipakai Simoncelli terlepas. Pembalap flamboyan yang terkenal dengan rambut kribonya ini langsung terkapar di tengah lintasan balap dan langsung dibawa oleh tim medis ke pusat kesehatan yang ada di sirkuit Sepang. Satu jam setelah tragedi tersebut tepatnya pada pukul 16.56 waktu Sepang diberitakan Marco Simoncelli telah menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 24 tahun. Setelah berita tersebut disiarkan Race Dicertion langsung mengibarkan bendera merah yang menandakan balapan dihentikan. Tim Medis melansir penyebab kematian Marco Simoncelli akibat cedera di bagian kepala, leher, dan dada. Para pembalap Moto GP yang lain pun turut berduka cita atas kematian Marco, walaupun Super Sic julukan Marco Simoncelli adalah pembalap yang dikenal ugal-ugalan dan memiliki gaya balap yang membahayakan tetapi Marco adalah pembalap yang berbakat dan dapat bersaing dengan pemabalap lain yang lebih senior seperti Dani Pedrosa, Casey Stoner, dan Jorge Lorenzo.
Bermimpi Mengerjakan Sesuatu itu Biasa, yang Luar Biasa Ketika Kita Mengerjakan Apa yang Kita Impikan.
Senin, 31 Oktober 2011
Sabtu, 29 Oktober 2011
Sepeda Kampus UGM
Pada
tahun ajaran baru 2011/2012 Universitas Gajah Mada meluncurkan layanan
terbarunya dalam bentuk transportasi yaitu sepeda kamus. Wow
Kebijakan
ini diambil sebagai salah satu perwujudan visi pengembangan kampus dalam RIPK
(Rencana Induk Pengembangan Kampus) yaitu Educopolis. Educopolis bermakna suatu
lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran.
Tujuannya
sudah pasti untuk menciptakan udara bersih di lingkungan kampus, serta
memberikan layanan transportasi kepada mahasiswa, dosen, dan karyawan dengan
mudah dan pastinya gratis. Hehe
Selain
itu tujuan lainnya adalah mengurangi penggunaan kendaraan bermotor oleh
mahasiswa dan dosen UGM karena dinilai
parkiran UGM sudah penuh. Bahkan untuk
mendukung program ini mahasiswa baru angkatan tahun ini dilarang menggunakan
kendaraan di lingkungan kampus.
Cara
meminjamnya tentu sangat mudah cukup dengan mendaftar di stasiun sepeda
terdekat dengan menuliskan nama dan waktu meminjam (belum tau apakah harus
menunjukan kartu mahasisw juga atau nggak). Waktu peminjaman sepeda maksimal 30
menit dan dapat digunakan mulai pukul 06.30-16.00 kata na sih kedepan na jam
operasional na mao diperpanjang sampe malem (takut banyak yang lembur kale ya).
Untuk
sementara ini ada 8 titik stasiun yang ada, kedepan na mao ditambah rencananya,
8 titik tersebut diantaranya :
- Pos SKK Sektor Barat
- Perpustakaan Pusat
- Pos SKKK Sektor Timur (Lembah)
- Gelanggang Mahasiswa
- Fakultas Peternakan
- Perpustakaan Unit II
- KPTU Fakultas Teknik
- Fakultas Kedokteran Gigi
Ya
mudah-mudahan program sepeda kampus ini sukses dan mendapat apresiasi dari
segenap warga kampus, dan bisa mengakomodir semua yang berminat sama sepeda
kampus. Kedepan na juga mudah-mudahan bisa ada program layanan transportasi
lain seperti Bus Fakultas mengingat wilayah kampus yang cukup luas, hehe
ini sih Cuma harapan penulis aja ya. Supaya UGM
gak kalah sama universitas lain yang udah lebih maju dari bidang pelayanan
transportasi dalam kampus.
Pertanian di Lahan Pasir
Pada area lahan pertanian sekarang semakin sempit, sehingga mungkin atau tidak mungkinnya teknologi baru di terapkan pada teknologi pertanian. Kegunaan pasir pantai dalam pertanian mulai di terapkan pada para petani. Lahan pasir pantai adalah Lahan pantai dicirikan oleh tekstur tanahnya yang berupa pasiran,struktur tanahnya lepas dan sangat porus,sehingga kemampuannya dalam menahan air rendah. Kondisi tersebut menjadi tidak menguntungkan bagi setiap upaya pemupukan, karena kebutuhan pupuk menjadi berlipat. Selain itu lahan pasir memiliki bahan organik dan nitrogen yang rendah. Lahan pasir seperti ini banyak kita temukan di daerah pantai salah satunya adalah daerah Kulon Progo.
Tanah jenis ini mempunyai kandungan bahan organik dan kesuburan yang rendah sehingga perlu dilakukan teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan di lahan pasir pantai adalah pemberian bahan organik, alas plastik, dan pemberian jerami diatas permukaan lahan sehingga dapat mengurangi evaporasi serta menjaga kestabilan suhu dan kelembaban tanah. Tanah pertanian membutuhkan keseimbangan antara partikel pasir, debu, dan lempung, sedangkan lahan pasir didominasi oleh pasir.
Penggunaan bahan organik, alas plastik, dan jerami dimaksudkan untuk mengurangi kehilangan air, karena kehilangan air pada tanah pasiran menyebabkan kurangnya ketersediaan air bagi tanaman. Upaya tersebut diharapkan dapat menaikkan produksi tanaman. Jerami mudah terdekomposisi, sehingga selain berfungsi sebagai penutup tanah juga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan bahan-bahan tersebut dapat bermanfaat bagi tanah untuk menjamin penyediaan unsur hara.
Selain itu jerami juga dapat mempertahankan kelembaban dan suhu tanah serta mengurangi kehilangan air melalui evapotranspirasi, Sehingga pemberian jerami dapat mengurangi kehilangan air dan menurunkan suhu di lahan pasir pantai akibatnya kondisi di sekitar tanaman mempunyai kelembaban lebih tinggi. Bila kelembaban dapat terjaga sesuai dengan kebutuhan tanaman, maka volume air yang diberikan bisa dikurangi dari volume air yang biasa diberikan oleh petani yang tidak memberikan jerami.
Sumber : agrilands.net dan solopos.com
Rabu, 26 Oktober 2011
Sejarah Perkembangan Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa prancis kuno menagemen yang berarti seni
melaksanakan dan mengatur. Seperti yang kita ketahui ilmu manajemen berkembang
dan terus dipelajari hingga saat ini . Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan
ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pengaturan. Manajemen termasuk dalam ilmu sosial
atau noneksakta yaitu ilmu yang berkaitan dengan IImu yang mempelajari seluruh
gejala rnanusia dan eksistensinya dalam hubungannya pada setiap aspek kehidupan
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Dalam
tulisan ini dimuat tentang proses perkembangan (evolusi) ilmu manajemen dari zaman
peradabaan kuno, era pemikiran awal manajemen, era manajemen sains, era
manajemen manusia sosial, dan era manajemen modern.
Zaman Peradaban Kuno
Diperkirakan bahwa ilmu
manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan
adanya piramida di Mesir. Piramida
tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza
tak akan berhasil dibangun jika tidak ada sebuah pengaturan yang baik,
perencanaan yang matang, pengorganisiran manusia dengan baik, pemilihan bahan
baku, dan lain lain tanpa sebuah ilmu pengaturan (manajemen) yang mampu
mengendalikan pembangunan piramida yang bahkan sampai sekarang masih berdiri
tegak. Pembangunan piramida ini juga
tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan,
mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya
seperti tugas seorang manajer.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat
disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian
dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan
bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern
saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan
sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar
ditambahkan ke kapal tersebut jadi model atau system perakitannya dilakukan
secara bertahap sepanjang aliran kanal. Selain lini perakitan tersebut, orang
Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya,
manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem
akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Era Pemikiran Awal Manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting
dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776,
ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin
ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division
of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan
berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith
mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan
khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam
sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap
bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh
peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas dengan cara:
1. meningkatnya keterampilan dan
kecekatan tiap-tiap pekerja,
2. menghemat waktu yang terbuang
dalam pergantian tugas, dan
3. menciptakan mesin dan penemuan
lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi
perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada
pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut
pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan
teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya
persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan
sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh
para ahli. Pada era ini lebih dikenal
dengan pendekatan proses dan produksi karena pada era ini adalah era industry.
Era
Manajemen Sains
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan
ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry
Towne, Frederick
Winslow Taylor, Frederick
A. Halsey, dan Harrington
Emerson. Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut
scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya
yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911.
Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah
"penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan." Dalam hal ini dilakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya
ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan
produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor
membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal
dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan
produktivitas, mutu,
pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor
memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor
memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1. Pengembangan manajemen ilmiah
secara benar.
2. Pekerjaan diseleksi secara
ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang
cocok untuk satu pekerjaan.
cocok untuk satu pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan
pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara
manajemen dengan pekerja.
Henry Gantt yang
pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa
seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada karyawannya untuk
bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah
grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt
chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh
oleh pasangan suami-istri Frank
dan Lillian Gilbreth.
Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat
setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan
untuk melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori
administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan
bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20,
seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi
utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka
kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950,
dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan
dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber
menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk
organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan
dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang
impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang
ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi
tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang
bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut
menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick
Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi
dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal
dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946,
Peter F. Drucker—sering disebut sebagai
Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen
terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku
ini muncul atas ide Alfred
Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian
tentang organisasi.
Era manusia sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya
mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir
era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai
tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian
studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen
Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an
hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero,
Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam
tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja,
periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output
pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa
aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar
kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet.
Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu
politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative
Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang
mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi
atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas
seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan
mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata
lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok
daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang
diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961)
menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan
sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa
sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi,
Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien".
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan
pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat
terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana
kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara
pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan
harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan
otoritas" didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika
bawahan menerima otoritas itu.
Era
moderen
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen
kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20
yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di
antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol
Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan
dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia
menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah
reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, dengan cara :
1. biaya akan berkurang karena
berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan
pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material,
2. produktivitas meningkat,
3. market share meningkat karena
peningkatan kualitas dan harga,
4. profitabilitas perusahaan
peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis,
5. jumlah pekerjaan meningkat.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia
menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang
sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari teorinya, ia
mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan
peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang
mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis,
kemudian dibuat solusi, dan diimplementasikan.
Itulah sejarah perkembangan manajemen mulai dari
awal kemunculannya sampai kepada manajemen yang kita pelajari sekarang ini.
Pada intinya manajemen ada sikap atau tindakan kita dalam mengatur suatu hal
agar persoalan atau hal tersebut dapat kita kendalikan dan kita kuasai baik itu
dalam hal waktu, proses, atau hal lainnya. Manajemen yang paling penting bagi
manusia adalah manajemen diri sendiri tanpa kita dapat memanajemen diri sendiri
kita tidak dapat memanajemen hal lain.
Selasa, 25 Oktober 2011
Perbaikan Kalimat
Dalam Bahasa
tulisan sehari-hari sering kita temui kesalahan dalam tulisan yang ada, berikut
ini adalah kesalahan-keslahan dalam kalimat beserta perbaikan dan alasannya :
1.
Tulisan-tulisan Bung Hatta yang selama ini berserakan
berhasil dikumpulkan dalam sembilan jilid besar.
Perbaikan
Kalimat
Tulisan-tulisan Bung Hatta yang selama ini
berserakan dikumpulkan dalam sembilan jilid besar.
Alasan
Struktur
kalimat tersebut rancu. Sebenarnya bentuk kalimat itu adalah kalimat pasif jika
dilihat dari predikatnya dikumpulkan. Tetapi, karena disisipi predikat
lain yaitu berhasil, kalimat tersebut tidak jelas, apakah pasif atau
aktif. Berhasil merupakan penanda predikat kalimat aktif, seperti halnya
bermain, bertemu, berkelahi.
2.
"Walaupun bentuknya mirip kaki, tapi
itu tetap sirip," katanya.
Perbaikan
Kalimat
"Walaupun
bentuknya mirip kaki, itu tetap sirip," katanya.
Alasan
Kerancuan pikiran pada kalimat timbul karena penggunaan pasangan walaupun...tapi
pada kalimat itu. Kata walaupun menyatakan 'alahan', sedangkan
kata tetapi menyatakan 'perlawanan'. Penggabungan kedua kata
penghubung itu dalam satu kalimat tentulah menimbulkan hubungan pikiran yang
tidak logis.
3.
Pemikir lain barangkali hanya memikirkan soal
kebangsaan saja.
Perbaikan
Kalimat
Pemikir
lain barangkali hanya memikirkan soal kebangsaan.
Alasan
Alasan
Pada
kalimat tersebut terdapat bentuk pleonasme, yaitu kata-kata atau frasa yang
berlebihan maknanya.
4.
Mereka anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di
jalan Allah yang pahalanya tak ketulungan.
Perbaikan
Kalimat
Mereka
anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang pahalanya besar
sekali.
Alasan
Kesalahan
yang terdapat pada kalimat tersebut adalah pemilihan kata tak ketulungan yang
tidak tepat. Kata tak ketulungan (bahasa Jawa) bermakna negatif yakni tak
tertolong. Contohnya: Si Topan bandelnya tak ketulungan. Padahal,
konteks kalimat bermakna positif, yakni
pahalanya besar sekali.
5.
Beban keamanan Israel pun juga diletakkan di bahu
Arafat.
Perbaikan
Kalimat
Beban
keamanan Israel pun diletakkan di bahu Arafat.
Alasan
Kata pun juga pada
kalimat tersebut adalah bentuk pleonasme
Sumber: starbacks.ca
Kata Baku dan Tidak Baku
Dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari sering
kita gunakan kata-kata yang sebenarnya tidak baku dan tidak sesuai dengan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Hal ini jangan lah kita jadikan kebiasaan dan
mulai sekarang perlahan kita harus kembali menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Berikut adalah bebrerapa kata tidak baku serta perbaikan kata
bakunya :
No
|
Kata Tidak Baku
|
Kata Baku
|
1
|
Aktip
|
Aktif
|
2
|
Antri
|
Antre
|
3
|
Atlit
|
Atlet
|
4
|
Apotik
|
Apotek
|
5
|
Kongkrit
|
Konkret
|
6
|
Sistim
|
Sistem
|
7
|
Merubah
|
Mengubah
|
8
|
Hutang
|
Utang
|
9
|
Bis
|
Bus
|
10
|
Do’a
|
Doa
|
11
|
Azas
|
Asas
|
12
|
Karir
|
Karier
|
13
|
Duren
|
Durian
|
14
|
Gubug
|
Gubuk
|
15
|
Kalo
|
Kalau
|
16
|
Nomer
|
Nomor
|
17
|
Obyek
|
Objek
|
18
|
Jaman
|
Zaman
|
19
|
Rame
|
Ramai
|
20
|
Rapor
|
Rapot
|
21
|
Sentausa
|
Sentosa
|
22
|
Telpon
|
Telepon
|
23
|
Kwalitas
|
Kualitas
|
24
|
Legalisir
|
Legalisasi
|
25
|
Hipotesa
|
Hipotesis
|
26
|
Tehnologii
|
Teknologi
|
27
|
Sekedar
|
Sekadar
|
28
|
Himbau
|
Imbau
|
29
|
Berfikir
|
Berpikir
|
30
|
Nasehat
|
Nasihat
|
31
|
Handal
|
Andal
|
32
|
Detil
|
Detail
|
33
|
Analisa
|
Analisis
|
34
|
Diagnose
|
Diagnosis
|
35
|
Kagak
|
Tidak
|
36
|
Ekstrim
|
Ekstrem
|
37
|
Pebuari
|
Febuari
|
38
|
Nopember
|
November
|
39
|
Frekwensi
|
Frekuensi
|
40
|
Pondasi
|
Fondasi
|
41
|
Hapal
|
Hafal
|
42
|
Ijasah
|
Ijazah
|
43
|
Hisap
|
Isap
|
44
|
Jenasah
|
Jenazah
|
45
|
Katagori
|
Kategori
|
46
|
Kwalifikasi
|
Kualikasi
|
47
|
Mesjid
|
Masjid
|
48
|
Miliyar
|
Miliar
|
49
|
Metoda
|
Metode
|
50
|
Propinsi
|
Provinsi
|
Langganan:
Postingan (Atom)