Senin, 31 Oktober 2011

Tewasnya Marco Simoncelli


Pada ajang Moto GP seri terakhir di Sirkuit Sepang, Malaysia tanggal 23 Oktober 2011 terjadi insiden yang mengejutkan dan memprihatinkan seluruh pihak terutama para pecinta Moto GP. Pembalap dari tim Honda Gressini Marco Simoncelli tewas akibat kecelakaan di lintasan balap. Kecelakaan ini terjadi pada putaran kedua balapan, pada saat melewati tikungan ban motor Simoncelli selip sehingga Simoncelli tidak dapat mengendalikan motornya dan ia terjatuh ke arah jalur balap Collin Edward dan Valentinno Rossi, lalu tubuhnya tersambar oleh motor kedua pembalap tersebut. Collin Edward dan Valentino Rossi yang berada di belakang Simoncelli pun terkejut dan tanpa sengaja motor Collin Edward melindas badan Simoncelli, sedangkan motor Rossi melindas kepala Simoncelli hingga helm yang dipakai Simoncelli terlepas.  Pembalap flamboyan yang terkenal dengan rambut kribonya ini langsung terkapar di tengah lintasan balap dan langsung dibawa oleh tim medis ke pusat kesehatan yang ada di sirkuit Sepang. Satu jam setelah tragedi tersebut tepatnya pada pukul 16.56 waktu Sepang diberitakan Marco Simoncelli telah menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 24 tahun. Setelah berita tersebut disiarkan Race Dicertion langsung mengibarkan bendera merah yang menandakan balapan dihentikan. Tim Medis melansir penyebab kematian Marco Simoncelli akibat cedera di bagian kepala, leher, dan dada. Para pembalap Moto GP yang lain pun turut berduka cita atas kematian Marco, walaupun Super Sic julukan Marco Simoncelli adalah pembalap yang dikenal ugal-ugalan dan memiliki gaya balap yang membahayakan tetapi Marco adalah pembalap yang berbakat dan dapat bersaing dengan pemabalap lain yang lebih senior seperti Dani Pedrosa, Casey Stoner, dan Jorge Lorenzo.   

Sabtu, 29 Oktober 2011

Sepeda Kampus UGM


Pada tahun ajaran baru 2011/2012 Universitas Gajah Mada meluncurkan layanan terbarunya dalam bentuk transportasi yaitu sepeda kamus. Wow

Kebijakan ini diambil sebagai salah satu perwujudan visi pengembangan kampus dalam RIPK (Rencana Induk Pengembangan Kampus) yaitu Educopolis. Educopolis bermakna suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran.

Tujuannya sudah pasti untuk menciptakan udara bersih di lingkungan kampus, serta memberikan layanan transportasi kepada mahasiswa, dosen, dan karyawan dengan mudah dan pastinya gratis. Hehe

Selain itu tujuan lainnya adalah mengurangi penggunaan kendaraan bermotor oleh mahasiswa dan dosen UGM karena dinilai parkiran UGM sudah penuh. Bahkan untuk mendukung program ini mahasiswa baru angkatan tahun ini dilarang menggunakan kendaraan di lingkungan kampus.


Cara meminjamnya tentu sangat mudah cukup dengan mendaftar di stasiun sepeda terdekat dengan menuliskan nama dan waktu meminjam (belum tau apakah harus menunjukan kartu mahasisw juga atau nggak). Waktu peminjaman sepeda maksimal 30 menit dan dapat digunakan mulai pukul 06.30-16.00 kata na sih kedepan na jam operasional na mao diperpanjang sampe malem (takut banyak yang lembur kale ya).

Untuk sementara ini ada 8 titik stasiun yang ada, kedepan na mao ditambah rencananya, 8 titik tersebut diantaranya :
  1. Pos SKK Sektor Barat
  2. Perpustakaan Pusat
  3. Pos SKKK Sektor Timur (Lembah)
  4. Gelanggang Mahasiswa
  5. Fakultas Peternakan
  6. Perpustakaan Unit II
  7. KPTU Fakultas Teknik
  8. Fakultas Kedokteran Gigi

Ya mudah-mudahan program sepeda kampus ini sukses dan mendapat apresiasi dari segenap warga kampus, dan bisa mengakomodir semua yang berminat sama sepeda kampus. Kedepan na juga mudah-mudahan bisa ada program layanan transportasi lain seperti Bus Fakultas mengingat wilayah kampus yang cukup luas, hehe ini sih Cuma harapan penulis aja ya. Supaya UGM gak kalah sama universitas lain yang udah lebih maju dari bidang pelayanan transportasi dalam kampus.

Pertanian di Lahan Pasir



Pada area lahan pertanian sekarang semakin sempit, sehingga mungkin atau tidak mungkinnya teknologi baru di terapkan pada teknologi pertanian. Kegunaan pasir pantai dalam pertanian mulai di terapkan pada para petani. Lahan pasir pantai adalah Lahan pantai dicirikan oleh tekstur tanahnya yang berupa pasiran,struktur tanahnya lepas dan sangat porus,sehingga kemampuannya dalam menahan air rendah. Kondisi tersebut menjadi tidak menguntungkan bagi setiap upaya pemupukan, karena kebutuhan pupuk menjadi berlipat. Selain itu lahan pasir memiliki bahan organik dan nitrogen yang rendah. Lahan pasir seperti ini banyak kita temukan di daerah pantai salah satunya adalah daerah Kulon Progo.

Tanah jenis ini mempunyai kandungan bahan organik dan kesuburan yang rendah sehingga perlu dilakukan teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan di lahan pasir pantai adalah pemberian bahan organik, alas plastik, dan pemberian jerami diatas permukaan lahan sehingga dapat mengurangi evaporasi serta menjaga kestabilan suhu dan kelembaban tanah. Tanah pertanian membutuhkan keseimbangan antara partikel pasir, debu, dan lempung, sedangkan lahan pasir didominasi oleh pasir.



Penggunaan bahan organik, alas plastik, dan jerami dimaksudkan untuk mengurangi kehilangan air, karena kehilangan air pada tanah pasiran menyebabkan kurangnya ketersediaan air bagi tanaman. Upaya tersebut diharapkan dapat menaikkan produksi tanaman. Jerami mudah terdekomposisi, sehingga selain berfungsi sebagai penutup tanah juga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan bahan-bahan tersebut dapat bermanfaat bagi tanah untuk menjamin penyediaan unsur hara.
Selain itu jerami juga dapat mempertahankan kelembaban dan suhu tanah serta mengurangi kehilangan air melalui evapotranspirasi, Sehingga pemberian jerami dapat mengurangi kehilangan air dan menurunkan suhu di lahan pasir pantai akibatnya kondisi di sekitar tanaman mempunyai kelembaban lebih tinggi. Bila kelembaban dapat terjaga sesuai dengan kebutuhan tanaman, maka volume air yang diberikan bisa dikurangi dari volume air yang biasa diberikan oleh petani yang tidak memberikan jerami.

Sumber : agrilands.net dan solopos.com


Rabu, 26 Oktober 2011

Sejarah Perkembangan Manajemen


Kata manajemen berasal dari bahasa prancis kuno  menagemen yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Seperti yang kita ketahui ilmu manajemen berkembang dan terus dipelajari hingga saat ini . Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pengaturan. Manajemen termasuk dalam ilmu sosial atau noneksakta yaitu ilmu yang berkaitan dengan IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Dalam tulisan ini dimuat tentang proses perkembangan (evolusi) ilmu manajemen dari zaman peradabaan kuno, era pemikiran awal manajemen, era manajemen sains, era manajemen manusia sosial, dan era manajemen modern.

Zaman Peradaban Kuno

Diperkirakan bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada sebuah pengaturan yang baik, perencanaan yang matang, pengorganisiran manusia dengan baik, pemilihan bahan baku, dan lain lain tanpa sebuah ilmu pengaturan (manajemen) yang mampu mengendalikan pembangunan piramida yang bahkan sampai sekarang masih berdiri tegak. Pembangunan piramida ini juga tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya seperti tugas seorang manajer.

Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut jadi model atau system perakitannya dilakukan secara bertahap sepanjang aliran kanal. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Era Pemikiran Awal Manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan cara:
1.     meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
2.     menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
3.     menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli. Pada era ini lebih dikenal dengan pendekatan proses dan produksi karena pada era ini adalah era industry.

Era Manajemen Sains
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Dalam hal ini dilakukan  suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas. Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu,
pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor
memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1.     Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2.     Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang
cocok untuk satu pekerjaan.
3.     Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4.     Kerjasama yang baik antara manajemen dengan pekerja.

Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

Era manusia sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien".
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.
Era moderen         
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, dengan cara :
1.     biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material,
2.     produktivitas meningkat,
3.     market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga,
4.     profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis,
5.     jumlah pekerjaan meningkat.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan diimplementasikan.
Itulah sejarah perkembangan manajemen mulai dari awal kemunculannya sampai kepada manajemen yang kita pelajari sekarang ini. Pada intinya manajemen ada sikap atau tindakan kita dalam mengatur suatu hal agar persoalan atau hal tersebut dapat kita kendalikan dan kita kuasai baik itu dalam hal waktu, proses, atau hal lainnya. Manajemen yang paling penting bagi manusia adalah manajemen diri sendiri tanpa kita dapat memanajemen diri sendiri kita tidak dapat memanajemen hal lain.

Selasa, 25 Oktober 2011

Perbaikan Kalimat


Dalam Bahasa tulisan sehari-hari sering kita temui kesalahan dalam tulisan yang ada, berikut ini adalah kesalahan-keslahan dalam kalimat beserta perbaikan dan alasannya :
1.      Tulisan-tulisan Bung Hatta yang selama ini berserakan berhasil dikumpulkan dalam sembilan jilid besar.
Perbaikan Kalimat
 Tulisan-tulisan Bung Hatta yang selama ini berserakan dikumpulkan dalam sembilan jilid besar.
Alasan
Struktur kalimat tersebut rancu. Sebenarnya bentuk kalimat itu adalah kalimat pasif jika dilihat dari predikatnya dikumpulkan. Tetapi, karena disisipi predikat lain yaitu berhasil, kalimat tersebut tidak jelas, apakah pasif atau aktif. Berhasil merupakan penanda predikat kalimat aktif, seperti halnya bermain, bertemu, berkelahi.
2.      "Walaupun bentuknya mirip kaki, tapi itu tetap sirip," katanya.
Perbaikan Kalimat
"Walaupun bentuknya mirip kaki, itu tetap sirip," katanya.
Alasan
Kerancuan pikiran pada kalimat  timbul karena penggunaan pasangan walaupun...tapi pada kalimat itu. Kata walaupun menyatakan 'alahan', sedangkan kata tetapi menyatakan 'perlawanan'. Penggabungan kedua kata penghubung itu dalam satu kalimat tentulah menimbulkan hubungan pikiran yang tidak logis.
3.      Pemikir lain barangkali hanya memikirkan soal kebangsaan saja.
Perbaikan Kalimat
Pemikir lain barangkali hanya memikirkan soal kebangsaan.
Alasan
Pada kalimat tersebut terdapat bentuk pleonasme, yaitu kata-kata atau frasa yang berlebihan maknanya.
4.      Mereka anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang pahalanya tak ketulungan.
Perbaikan Kalimat
Mereka anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang pahalanya besar sekali.
Alasan
Kesalahan yang terdapat pada kalimat tersebut adalah pemilihan kata tak ketulungan yang tidak tepat. Kata tak ketulungan (bahasa Jawa) bermakna negatif yakni tak tertolong. Contohnya: Si Topan bandelnya tak ketulungan. Padahal, konteks kalimat  bermakna positif, yakni pahalanya besar sekali.
5.      Beban keamanan Israel pun juga diletakkan di bahu Arafat.
Perbaikan Kalimat
Beban keamanan Israel pun diletakkan di bahu Arafat.
Alasan
Kata pun juga pada kalimat tersebut adalah bentuk pleonasme


Sumber:  starbacks.ca

Kata Baku dan Tidak Baku


Dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari sering kita gunakan kata-kata yang sebenarnya tidak baku dan tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Hal ini jangan lah kita jadikan kebiasaan dan mulai sekarang perlahan kita harus kembali menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut adalah bebrerapa kata tidak baku serta perbaikan kata bakunya :

No
Kata Tidak Baku
Kata Baku
1
Aktip
Aktif
2
Antri
Antre
3
Atlit
Atlet
4
Apotik
Apotek
5
Kongkrit
Konkret
6
Sistim
Sistem
7
Merubah
Mengubah
8
Hutang
Utang
9
Bis
Bus
10
Do’a
Doa
11
Azas
Asas
12
Karir
Karier
13
Duren
Durian
14
Gubug
Gubuk
15
Kalo
Kalau
16
Nomer
Nomor
17
Obyek
Objek
18
Jaman
Zaman
19
Rame
Ramai
20
Rapor
Rapot
21
Sentausa
Sentosa
22
Telpon
Telepon
23
Kwalitas
Kualitas
24
Legalisir
Legalisasi
25
Hipotesa
Hipotesis
26
Tehnologii
Teknologi
27
Sekedar
Sekadar
28
Himbau
Imbau
29
Berfikir
Berpikir
30
Nasehat
Nasihat
31
Handal
Andal
32
Detil
Detail
33
Analisa
Analisis
34
Diagnose
Diagnosis
35
Kagak
Tidak
36
Ekstrim
Ekstrem
37
Pebuari
Febuari
38
Nopember
November
39
Frekwensi
Frekuensi
40
Pondasi
Fondasi
41
Hapal
Hafal
42
Ijasah
Ijazah
43
Hisap
Isap                                   
44
Jenasah
Jenazah
45
Katagori
Kategori
46
Kwalifikasi
Kualikasi
47
Mesjid
Masjid
48
Miliyar
Miliar
49
Metoda
Metode
50
Propinsi
Provinsi